....saat senja tiba, aku mengamati terbenamnya matahari yg berumur pendek, bukan dengan sambil lalu, melainkan menikmati setiap perubahan yang terjadi, hingga matahari melebur dengan diriku, dan akupun tenggelam dalam cahaya merahnya. Kemudian, semuanya seolah-olah berbicara kepadaku, pohon-pohon cemara, bintang-bintang, dan jangkrik yang bernyanyi...
Malam hari, ketika suasana menjadi sepi, aku duduk di kamarku, dan mendengar keriat-keriut dan keluh kesah rumah yang sekarang kukenal ini, juga keramaian dalam buaian malasnya. Jika kantuk tak kunjung datang, aku berbaring di atas kasurku dan mencoba membayangkan masa lalu dan kesepian yang meliputiku, semakin dekat dan dekat hingga mereka menyentuh kulitku dan tidak ada jalan bagiku untuk melarikan diri. Aku mengangkat kepalaku dan merasakan kesunyian malam yang tak berakhir....
Kapanpun, Dia selalu memiliki sesuatu yang indah untuk diperlihatkan kepadaku, laut yang menggelora dan angkuh, keindahan gunung pada musim dinginnya yang berkabut, atau langit biru yang begitu jauh...
Dia akan meletakkan satu tangannya di bahuku, dan dengan lembut mengusap punggungku hingga aku merasakan apapun yang kulihat bergerak menjalari punggungku, menuruni lenganku, dan mengalir ke ujung-ujung jariku...
13 Januari 2010 pukul 22:19
No comments:
Post a Comment