Bila angkasa mampu mencabik bumi..
apa dayaku untuk mencegahnya..
segala letih tlah menderu..
menyatu dalam sukma yang sulit dipahami..
Setetes air mata menyatukanku dengan mereka yang patah hati..
Seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagia'anku dalam wujud diam..
Aku merasa lebih baik jika aku mati..
dalam hasrat dan kerinduan..
dari pada aku hidup menjemukan..
dan..
putus asa..
Benarkah duhai bintang di langit..
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya..
Tawa dan air mata datang dari sumber yang sama..
semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa..
semakin mampu sang jiwa menampung kebahagia'an..
Lantas..
di mana letak keindahan..
bila sang murka selalu bertahta dengan kejam..
dan angkara menyetubuhi kelembutan tanpa peri..
Dimana aku harus berdiri..
tanpa daya dan lumpuh tak berarti..
terkunci bisu dalam kata-kata..
Bila keindahan adalah kehidupan itu sendiri..
ia akan membuka tabir penutup wajahnya..
dan aku adalah keindahan itu..
lantas siapa cadarnya..
" Keindahan adalah keabadian yang termangu di depan cermin...''
Bingung meranggas darah..
Kata-kata tidak mengenal waktu..
ia hanya harus di ucapkan dan ditulis..
akankah menjadi abadi..???
Tolonglah..
wahai penguasa jiwa yang berkarat..
beri saja aku arti..
dan aku..
akan pergi..
untuk seorang 'aku..
yang mengenali penderita'an
dari kelembutan yang begitu jauh..
merasa di lukai oleh pemahamannya sendiri
dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira..
Terjaga di kala fajar..
dengan hati seringan awan..
dan mensyukuri hari baru..
dengan penuh cahaya kasih..
30 September 2010 pukul 15:43
No comments:
Post a Comment